Harga Sawit Anjlok, Industri Batu Bata Kota Agung Tetap Menjadi Primadona
lesungnews.com
Batu bata merupakan salah satu bahan material sebagai bahan konstruksi. Batu bata terbuat dari tanah liat yang dibakar sampai berwarna kemerah-merahan.
Desa Kota Agung menjadi salah satu sentra industri batu bata merah yang sudah berdiri selama belasan tahun Terdapat puluhan tempat produksi batu bata merah yang berjejer di sepanjang Jalan Desa Kota agung, Perekonomian masyarakat Desa dan sekitarnya terbantu industri batu bata. Sejumlah pengusaha industri batu bata menyatakan, produksi batu bata tidak terdampak oleh murahnya harga sawit, permintaan batu bata masih stabil.
Saat ditemui di tempat industri batu bata, Bapak Heri (55), pemilik produksi batu bata mengaku bisa memproduksi ratusan hingga ribuan bata merah per hari. Menurut dia, bahan baku batu bata merah terbuat dari tanah tebing yang didapat dari daerah sekitar area produksi.
“Proses pembuatanya dengan mengaduk tanah, mencetak, memotong, menjemur lalu membakarnya,” kata dia. Menurut pantauan sejumlah pekerja sedang memacul tanah liat, dan memasukan kedalam mesin cetakan batu bata. Menyalakan mesin cetakan dan memasukan tanah kedalam mesin, tanah langsung membentuk kotak panjang dan dipotong-potong sesuai ukuran lalu menjemur dibawah terik sinar matahari.
Sejumlah pekerja yang rata-rata warga setempat sibuk membuat batu bata merah di bangunan semi permanen yang menghampar di banyak tempat di Desa kota agung, Kec. Air besi Kabupaten Bengkulu Utara. Setiap pabrik biasanya memproduksi minimal 20 ribu bata merah yang dijual ke pengecer seharga Rp. 500 per buah. Tanah lempung yang menjadi bahan baku utama, biasanya dikeruk langsung di area pabrik. Di beberapa tempat terlihat tanah cekung ke dalam imbas pengerukan yang berlangsung hampir setengah abad. Batu bata merah sudah lama menjadi pemasukan utama bagi warga Desa Kota agung tersebut selain bertani, untuk informasi pembelian bisa hubungi nomor ini 0813-6804-6641…(serli)
