Dibawah kepemimpinan Mian, Bumi Ratu Samban kembali terima piala Adipura

lesungnews.com Direncanakan, arak-arakan Piala Adipura bakal kick off dari Bandara Internasional Fatmawati Bengkulu, Rabu, 6 Maret 2024 dan tiba di Kota Arga Makmur menjelang sore.

Itu artinya, kabupaten ini berturut-turut menjadi satu-satunya di Provinsi Bengkulu yang mendapatkan Piala Adipura.

Bupati BU, Ir H Mian, menerima penghargaan tersebut, Selasa, 5 Maret 2024. Piala dari Wakil Presiden melalui Wakil Menteri LHK, Alue Dohong, PhD itu, diterima Bupati langsung di di Auditorium Dr Soedjarwo, Gedung Manggala Wanabakti, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. 

“Alhamdulillah, apresiasi pemerintah pusat atas kerja sinergis di daerah sektor pengelolaan lingkungan ini, kami persembahkan untuk masyarakat Kabupaten Bengkulu Utara,” kata Bupati Mian, usai menerima Piala Adipura. 

Politisi PDIP itu, berhasil menghentikan laju paceklik Adipura yang terjadi cukup lama ; 2014. Komitmen serius yang terus dibangun sinergis antar lini, membawa nama Kota Arga Makmur dua tahun berturut-turut muncul di gelanggang nasional. 

Untuk diketahui, apresiasi atas komitmen di sektor lingkungan dari Kementerian LHK ini, Arga Makmur menjadi komposan dalam nominasi penerima Adipura Untuk Kota Kecil di Indonesia atas penilaian tahun 2023.   

Maka penilaian Adipura tahun 2024, akan menjadi upaya mempertahankan apresiasi pemerintah pusat kepada daerah, untuk menuju hattrick Adipura yang bakal diberikan tahun depan atas penilaian tahun 2024 ini.

Sebelumnya, Sekda BU, H Fitriansyah, S.STP, MM, mengabarkan kali pertama daerah ini kembali mendapat Piala Adipura yang diserahkan Tahun 2024 ini.

Dalam wawancara itu, Sekda menyampaikan konfirmasi resmi ke daerah lewat surat dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan Bahan Berbahaya dan Beracun (B3).

Salah satu satker di lingkungan Kementerian LHK yang tengah dipiloti Rosa Vivien Ratnawati sebagai Dirjennya. Surat Rosa itu, tertanggal 29 Februari 2024 yang ditujukan kepada Bupati Bengkulu Utara.

Sekda mewakili pemerintah daerah bilang, memberikan apresiasi kepada satker teknis dan seluruh jajaran di lingkup Pemda Bengkulu sampai dengan lintas satker lainnya di daerah.

Pasalnya, kata dia, Adipura penilaiannya memiliki parameter yang terbilang kompleks sehingga titik penilaiannya tidak parsial, melainkan relatif komprehensif.

“Kerja sinergis sebagai jawaban atas penekanan serius Bupati agar seluruh satker merupakan satu kesatuan yang fokus pada renstra dan renja yang tidak ego sektoral,” ujar Sekda.

“Adipura adalah salah satu jawaban atas kerja sinergis itu,” ujarnya lagi mengapresiasi.

Masih cukup banyak renstra, yang mesti dikebut daerah sebagai komposan tim yang solid, salah satunya mengejar proyeksi tingkat angka kemiskinan yang single digit. 

Jibaku daerah, masih harus berhadapan dengan tabiat masyarakat dalam prilaku buruknya, soal sampah dan sampah rumah tangga.

Prilaku sosial masyarakat menyikapi sampah rumah tangga, masih menjadi kendala utama. Selain pemahaman personal, tentang jenis-jenis sampah, manajemen pengelolaan sampah rumah tangga. 

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) BU, Ramadanus, SE, MM, dikonfirmasi usai mendampingi Bupati Mian saat dibincangi mengakui persoalan sosial ini.

Tempo 2 tahun terakhir, daerah dengan 19 kecamatan, 215 desa serta 5 kelurahan ini, menerima Piala Adipura tahun 2022 dan berlanjut lagi tahun 2023 yang diberikan tahun 2024

Apresiasi pusat yang turut dihadiri Kepala Diskominfo BU, Nirwan Tomeri, SH itu, diterangkan Danus direncanakan Piala Adipura akan diarah hingga tiba di daerah menjelang sore hari.

Sejalan dengan komitmen daerah di sektor pengendalian lingkungan, Danus juga sepakat pentingnya edukasi serius kepada masyarakat secara massif sangatlah strategis. 

“Secara umum penilaian dari pusat itu terbagi dalam 3 pencermatan yang meliputi komitmen pemerintah daerah dalam pengelolaan sampah, administratif dan penilaian lapangan yang dilakukan random,” kata Ramadhanus dari Jakarta. 

Dalam praktiknya, lanjut dia, poin ketiga penilaian itu mengait pada lintas sektor mulai dari komunitas dan masyarakat, seperti bank sampah, sekolah, perkantoran, rumah sakit. 

Termasuk juga pasar yang merupakan titik aktivitas publik yang memberikan implikasi produksi sampah, pertokoan, jalan, saluran terbuka, taman dan hutan kota serta TPA. 

“Tantangan kedepan yang tidak menjadi persoalan regional, tapi sudah menjadi konsep global adalah meningkatkan komitmen atau prilaku masyarakat terhadap sampah dan pengelolaan sampah,” terangnya. 

Fakta upaya massif daerah yang tidak lepas dari kegigihan personel petugas kebersihan saban harinya yang juga dimenej dengan maksimal oleh daerah, Danus menyampaikan bakal adanya apresiasi kepada jajaran itu. 

“Akan ada tambahan pendapatan sebagai apresiasi. Tapi skemanya masih dibahas,” bebernya. 

Dia juga menyampaikan, Adipura merupakan program periodik tahunan dari Kementerian LHK. Tujuannya, selain menstimulasi terus membaiknya manajemen pengelolaan lingkungan perkotaan dan masyarakat. 

Tim penilai yang kata Danus, menjujug daerah secara independen dengan obyek penilaian yang sangat random, dimaksudkan agar kebersihan lingkungan bukan karena program. 

Tapi dapat terus membaik, kemudian menjadi habit sosial positif di masyarakat. Danus menyampaikan, persoalan sosial kedepan sebagai penghuni bumi adalah persoalan sampah hingga ancaman pandemi sampah. 

“Di tengah pergerakan jumlah penduduk dengan fakta bumi yang tidak berubah luasnya, maka konsen manajemen di sektor lingkungan ini menjadi sangat penting dan keharusan,” pungkasnya.(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *